1. Filum Chordata (Sub filum Tunicata)
Add caption |
(Nick Hobgood)
Hewan dalam filum Chordata memiliki ciri utama yaitu adanya notochord; notochord adalah organ yang berfungsi sebagai suatu sistem syaraf sederhana bagi hewan dalam kelompok ini. Notochord terletak pada sisi dorsal (“punggung”) tubuh.
Kelompok hewan di dalam sub filum Tunicata memiliki ciri khas lain yaitu memiliki suatu lapisan pelindung yang disebut dengan tunik; yang terbentuk dari senyawa protein dan gula. Hewan tunikata mendapatkan makanan melalui proses penyaringan zat-zat makanan dari air laut. Contoh hewan Sub filum Tunicata yang hidup sebagai bentos antara lain: Atriolum robustumdan Rhopalea sp.
2. Filum Echinodermata
Add caption |
(Nick Hobgood)
Hampir sebagian besar hewan anggota filum Echinodermata hidup di perairan laut, sebagian kecil lainnya hidup di perairan payau tetapi tidak ada yang hidup di perairan tawar.
Ciri yang mudah untuk mengenali hewan dari filum Echinodermata adalah:
- Sebagian besar hewan dewasa dalam filum ini memiliki tubuh bersimetri radial pentamer, yang berarti hewan tersebut dari titik pusat tubuhnya dapat dibagi menjadi lima bagian, contohnya bintang laut (sea star)
- Selain simetri tubuh, ciri-ciri lain yang dapat membantu mengenali hewan filum Echinodermata adalah, adanya kaki tabung dan duri-duri (tajam maupun tumpul) yang tumbuh di permukaan tubuhnya contohnya bulu babi (sea urchin)
Hewan yang tergolong filum Echinodermata, antara lain bintang laut (sea star), bantal raja (sea star), dan bintang ular (brittle star/basket star). Kelompok hewan itu mudah dikenali karena bentuk tubuhnya yang menyerupai bintang atau bintang yang menggembung. Umumnya hewan dalam dalam kelompok ini memiliki tubuh yang dapat dibagi lima dan mempunyai kaki tabung. Selain untuk membantu pergerakan kaki tabung juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menangkap mangsa.
Hewan lain dalam filum Echinodermata adalah jenis-jenis bulu babi, manggis-manggis (sea urchin), dolar pasir (sand dollar). Mereka semua umumnya memiliki rangka kapur dalam berbagai bentuk, terkadang dilengkapi dengan duri-duri yang tumbuh dari permukaannya.
Jenis-jenis bulu babi dan manggis-manggis umumnya hidup sebagai herbivor dengan alga sebagai menu utamanya. Sedangkan jenis-jenis dollar pasir memakan bahan-bahan organik yang terurai dari bangkai hewan yang ada di dasaran.
Selain itu hewan lainnya yang tergolong ke dalam filum Echinodermata ialah teripang (sea cucumber) dan lili laut (sea lilies/feather star). Teripang memiliki tentakel pada bagian depan tubuhnya, tentakel itu merupakan hasil modifikasi dari kaki tabung. Teripang menggunakan tentakel sebagai alat bantu untuk menyaring makanan di dasar perairan laut.
Lili laut bentuknya seperti tanaman hias, namun ia adalah hewan. Lili laut tergolong Echinodermata karena tubuhnya dapat dibagi lima. Ia dapat berpindah dengan menggunakan ”lengannya”, hal ini berguna apabila keadaaan habitat yang didiaminya tidak lagi menguntungkan. Walaupun dapat bergerak, lili laut termasuk dalam kelompok hewan bentos karena sebagian besar hidupnya dihabiskan di dasar perairan laut.
Lili laut mendapatkan makanannya secara aktif dengan cara menangkap plankton yang melayang-layang di dalam perairan laut menggunakan lengannya. Lengan-lengan tersebut juga membantu memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
Beberapa biota anggota Filum Echinodermata merupakan biota indikator yang penting, yaitu:
C Bulu Seribu (Crown of Thorn-Starfish / Acanthaster planckii)
Hewan ini merupakan pemangsa polip karang. Dalam jumlah yang besar, hewan ini merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup hewan karang. Di beberapa tempat telah dilakukan pemantauan populasinya; di saat berlebih akan dilakukan pengurangan populasi dengan teknik yang telah ditentukan.
Add caption |
(Jon Hanson)
C Bulu babi (Sea urchin / Diadema setosum)
Hewan ini merupakan pemakan alga yang ada di terumbu karang. Ekosistem terumbu karang yang rusak dan mati akan banyak ditumbuhi alga sehingga akan menyulitkan larva karang baru untuk menempati substrat yang lama. Bulu babi memiliki peranan untuk mengurangi populasi alga tersebut sehingga memungkinkan larva karang baru untuk menempati substrat lama.
Add caption |
(Michael Wolf)
3. Filum Arthropoda
Add caption |
(NOAA Photo Library)
Hewan dalam filum Arthropoda merupakan hewan yang mudah dibedakan dari kelompok hewan yang lain, karena hanya anggota filum Arthropoda yang memiliki rangka luar (eksoskeleton) yang terbuat dari kitin. Eksokeleton tersebut kaku dan tidak lentur seperti kulit manusia. Contohnya kepiting (crabs) dan udang-udangan (shrimps).
Tubuh hewan dalam filum Arthropoda terbagi atas segmen-segmen, yang masing-masing mempunyai fungsi khusus contohnya Cephal (kepala), Thorax (dada), dan Abdomen (perut).
Pada umumnya semua hewan dalam filum ini memperoleh makanan secara aktif. Contoh hewan filum Arthropoda yang hidup sebagai bentos di laut antara lain ialah jenis-jenis udang (shrimps, prawns, lobsters), jenis-jenis kepiting dan rajungan (crabs), serta jenis-jenis teritip (barnacle). Teritip ialah hewan yang berbentuk seperti udang tetapi memiliki cangkang yang menutupi tubuhnya, dan biasanya ia menempel pada dermaga dan juga pada dasar yang kasar.
4. Filum Mollusca
Add caption |
(Mila Zinkova)
Kata Mollusca dalam bahasa Latin
berarti lunak, sehingga hewan-hewan
anggota filum Mollusca semuanya memiliki tubuh yang lunak. Oleh karena itu mereka melindungi tubuhnya dengan cangkang. Ada hewan Mollusca yang melindungi tubuhnya dengan memiliki cangkang kapur di bagian luar, yang membungkus seluruh tubuhnya, contohnya pada kerang (clams) dan siput (snails).
(Nick Hobgood)
Namun ada juga hewan Mollusca yang mempunyai cangkang di bagian dalam tubuhnya, yang terbuat dari zat kitin, agar dapat memperkuat struktur tubuhnya. Contohnya pada sotong (cuttlefish) dan cumi-cumi (squid).
Add caption |
(Silke Baron)
Add caption |
(Nick Hobgood)
Selain itu juga ada hewan anggota filum Mollusca yang tidak memiliki cangkang seperti siput telanjang (Nudibranch) dan gurita (octopus).
Add caption |
(Nick Hobgood)
Add caption |
(von Beckmanjann)
Hewan dari filum Mollusca yang tergolong hewan bentos di laut antara lain ialah siput atau keong, kerang-kerangan, siput telanjang, dan gurita. Kelompok siput memiliki cangkang kapur yang menutupi tubuhnya, dan bergerak atau berjalan dengan perutnya. Dengan kata lain mereka berjalan dengan “kaki perut”. Mereka memperoleh makanannya secara aktif, ada yang hidup sebagai herbivor (keong bulan/moon snail) dan ada yang hidup sebagai karnivor (keong racun/cone shell).
(Nick Hobgood)
Add caption |
(Kerry Matz)
Kelompok kerang-kerangan dikenal memiliki setangkup cangkang kapur yang melindungi tubuhnya dan dijuluki “kaki kapak”. Oleh karena alat gerak kerang bentuknya seperti kapak. Contoh hewan ini adalah kima (giant clam).
Add caption |
(Jan Derk)
Kelompok gurita dinamakan “kaki kepala” karena alat gerak gurita yang berupa tentakel, tumbuh di kepalanya. Sebenarnya cumi-cumi dan sotong berada dalam kelompok yang sama dengan gurita, tetapi cumi-cumi dan sotong bukan tergolong hewan bentos, karena mereka aktif berenang seperti halnya ikan, dan tidak selalu ada di dasaran.
Ada biota kelompok Filum Mollusca yang dijadikan indikator yaitu Kima (Tridacna sp.). Hewan ini biasa ditemukan meliang (membuat lubang) di koloni karang dengan posisi terbuka ke atas. Hewan ini dijadikan hewan indikator dalam metode Reef Check.
5. Filum Annelida
Add caption |
(Kevin King)
Jika dilakukan pengamatan terhadap hewan dalam filum Annelida, kita akan tahu bahwa mereka mempunyai bentuk tubuh yang khas yaitu, tubuhnya lunak bentuknya seperti cacing lonjong, memanjang, dan pada permukaan tubuhnya dapat terlihat segmen-segmen yang menyerupai cincin-cincin yang mengelilingi tubuhnya.
Contoh hewan filum Annelida yang hidup sebagai bentos antara lain ialah cacing wawo (sandworm) dan cacing pohon natal (Christmas-tree worm). Cacing pohon natal biasa hidup dengan menguburkan dirinya di dalam karang dan hanya mengeluarkan insangnya yang berwarna-warni dari karang. Selain untuk bernapas, insang itu juga berfungsi untuk menangkap makanan dari air laut. Kita biasa melihat insang dari cacing pohon natal ini jika berenang di sekitar terumbu karang, dan ketika kita mencoba menyentuhnya, maka insang itu akan masuk ke dalam karang.
6. Filum Platyhelminthes
Add caption |
(Jens Petersen)
Hewan yang termasuk ke dalam filum Platyhelminthes masih tergolong cacing, dan bertubuh lunak, pipih memanjang, dan tubuhnya tidak bersegmen.
Beberapa cacing dari filum Platyhelminthes memiliki bentuk dan pola warna tubuhnya yang menyerupai siput telanjang, tetapi ada perbedaan yang sangat jelas yaitu: bentuk tubuh cacing dari filum Platyhelminthes sangat pipih dan “tipis” sementara siput telanjang lebih menggembung. Selain itu pada cacing dari filum Platyhelminthes tidak memiliki organ pernafasan yang terspesialisasi sementara pada hewan nudibranch ada yang memiliki jambul insang (gill plume) yang terlihat jelas.
7. Filum Cnidaria
Add caption |
(Luc Viatour)
Add caption |
(Jan Derk)
Hewan dari filum Cnidaria antara lain ialah ubur-ubur (jellyfishes), karang keras (hard corals), karang lunak (soft corals), anemon, dan kipas laut (sea fans). Namun ubur-ubur bukan tergolong hewan bentos karena mereka tidak tinggal di dasaran.
Add caption |
Add caption |
(Nick Hobgood)
Karang keras mempunyai rangka kapur dan merupakan hewan yang paling berjasa di dalam pembentukan ekosistem terumbu karang.
Semua hewan anggota filum Cnidaria memiliki tubuh berbentuk seperti tabung dan mempunyai tentakel yang mengelilingi mulut. Di dalam tentakel tersebut terdapat sel-sel penyengat (nematocyst/nematokis) dan mengandung racun yang berguna untuk melumpuhkan mangsa.
Add caption |
(US Federal Government)
Walaupun bertubuh lunak, tidak semua hewan filum Cnidaria memiliki rangka pelindung. Hanya jenis-jenis karang keras saja yang memiliki rangka kapur, sementara yang lain hidup tanpa memiliki pelindung rangka dari kapur.
Sebagian dari hewan filum Cnidaria ada yang membentuk koloni, dan mereka membentuk suatu struktur kompleks yang beragam.
8. Filum Porifera
Add caption |
(Elapied)
Hewan dari filum Porifera sesungguhnya ialah hewan sederhana yang sangat kecil dan berbentuk seperti tabung tipis. Namun mereka biasa hidup secara berkoloni sehingga yang tampak oleh mata kita ialah koloninya. Kita sering menyebutnya spon. Jika kita melihat spon di dalam laut, maka yang kita lihat sesungguhnya ialah kumpulan dari hewan porifera
Read more: Biota Terumbu Karang | Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI) http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=133%3Abiota-terumbu-karang&catid=72%3Asains&Itemid=52&lang=id#ixzz27wprZS8v