Jumat, 17 Agustus 2012

PENETAPAN 1 SYAWAL 1433 H: Inilah Mengapa Lebaran NU, Muhammadiyah, Dan Pemerintah Seragam, 19 Agustus

Compact_hilal
Tahun ini kita semua umat Islam di Indonesia telah mengalami perbedaan pendapat tentang awal puasa Ramadhan. Awal perbedaan tersebut dari awal sudah terlihat pada kalender yang mencantumkan tanggal 1 Ramadhan yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok.

Kenapa awal puasa tahun ini berbeda? Apakah lebaran tahun ini juga berbeda?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, mau gak mau kita harus sedikit mempelajari ilmu astronomi atau ilmu falaq. Yang pertama kita lihat adalah kapan pergantian bulan atau bulan baru atau new moon tersebut. Oke..

Pada awal Ramadhan 1433 H, bulan baru atau new moon terjadi pada 19 Juli 2012 pukul 11:25:36 WIB.

Hal ini menyebabkan golongan yang mengikuti hisab hakiki atau hisab kontenporer atau rukyatul hilal atau visibilitas hilal menyatakan bahwa besoknya tanggal 20 Juli 2012 adalah awal puasa Ramadhan 1433 H.

Sedangkan golongan yang rukyat atau wujudul hilal harus melakukan penglihatan bulan dulu pada saat magrib sore harinya.

Pada golongan yang menggabungkan hisab dan rukyat yaitu dengan menggunakan perhitungan hisab tapi dengan mengambil histories derajad dan waktu saat bulan tersebut terlihat yaitu golongan Imkanul Rukyat (kemungkinan rukyat), pada waktu itu menyatakan bahwa hilal kemungkian kecil untuk terlihat dan belum memungkinkan untuk dilihat/ rukyat.

Pada kriteria Imkanul Rukyat, Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan baru apabila memenuhi salah satu syarat-syarat :

    Ketika Matahari terbenam, ketinggian Bulan di atas horison tidak kurang dari 2° dan
    Jarak lengkung Bulan-Matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3°. Atau
    Ketika Bulan terbenam, umur Bulan tidak kurang dari 8 jam selepas konjungsi/ijtimak.


Pergantian bulan Ramadhan 1433 H ke bulan Syawal 14433 H atau bulan baru Syawal atau new moon atau ijtimak atau konjungsi bulan di Indonesia akan terjadi pada :

    Jumat, 17 Agustus 2012 22:56 WIB atau
    Jumat, 17 Agustus 2012 23:56 WITA atau
    Sabtu, 18 Agustus 2012 00:56 WIT


Pada saat konjungsi ini, sudut elongasi adalah 0° yaitu kedudukan bulan searah dan sejajar dengan matahari.

Lebaran 2012, 1 syawal 1433 H menurut Rukyatul Hilal

Menurut kriteria hisab atau rukyatul hilal atau visibilitas hilal, Sabtu, 18 Agustus 2012 merupakan akhir dari bulan Ramadhan 1433 H (29 Ramadhan 1433 H). Rukyatul Hilal akan menentukan Minggu, 19 Agustus 2012 adalah 1 Syawal 1433 H atau lebaran 2012. Perhitungan ini di Indonesia dianut oleh Muhammadiyah yang beberapa hari lalu sudah menetapkan Lebaran 2012 atau 1 Syawal 1443 H jatuh pada Minggu, 19 Agustus 2012.

Lebaran 2012, 1 syawal 1433 H menurut Imkanul Rukyat

Menurut kriteria Imkanul Rukyat atau kemungkinan rukyat, Sabtu 18 Agustus 2012 untuk daerah Surabaya, Matahari terbenam pada jam 17:29:33 WIB dan Bulan terbenam pada 18:00:00 WIB, sehingga ada waktu 30 menitan untuk melihat Bulan. Dan untuk persyaratan Imkanul Rukyat :

    Ketika Matahari terbenam/ Magrib, ketinggian Bulan di atas horison sekitar 7°
    Jarak lengkung Bulan-Matahari (sudut elongasi) sekitar 9°
    Ketika Bulan terbenam, umur Bulan adalah 19 jam 42 menit selepas konjungsi/ijtimak berlalu.


Dari semua persyaratan Imkanul Rukyat di atas, secara astronomis Hilal berpeluang di rukyat baik menggunakan mata telanjang maupun teleskop.
Lebaran 2012, 1 syawal 1433 H menurut Wujudul Hilal

Pada Imkanul Rukyat disebutkan bahwa Sabtu 18 Agustus 2012 untuk daerah Surabaya, Matahari terbenam pada jam 17:29:33 WIB dan Bulan terbenam pada 18:00:00 WIB, sehingga ada waktu 30 menitan untuk melihat Bulan. Posisi Bulan pada saat itu adalah 6° 44′ 48″ di atas ufuk mar’i di kiri-atas Matahari. Dengan umur bulan yang 19 jam 10 menit 50 detik dari saat konjungsi atau new moon, maka secara astronomis Hilal berpeluang di rukyat baik menggunakan mata telanjang maupun teleskop.
Jika melihat kriteria-kriteria di atas, maka dapat dipastikan bahwa Lebaran 2012 atau 1 Syawal 1433 H akan jatuh pada Minggu 19 Agustus 2012. Selama tidak menggunakan perhitungan yang konvensional dan langit tidak tertutup mendung.(api)

Rabu, 01 Agustus 2012

Gunakan Oli sesuai Yang ditentukan Standar Pabrik ( Lihat Buku manualnya)


Bro sekalian, Pada Tip kali ini Flash Service mengajak bro bro semua untuk sama sama berbagi ilmu mengenai pelumas sepeda motor. Kita Mulai dari yang ringan ringan saja ya he he he. Ok Jika Kita melihat buku petunjuk service disana bisa kita ketahui bahwa Pabrikan sudah menentukan spesifikasi Oli apa saja yang harus di pakai oleh motor kita. Spesifikasi dari Pelumas salah satunya bisa kita cek dari jenis SAE-nya. Gimana Cara Membaca Kode Multi Grade SAE suatu Oli/Pelumas dan memastikannya pas untuk mesin motor kita?

Ok kita pake contoh soal aja Ya. Sebagai Contoh kita Pakai Shell Advance Ultra 4T  yang paling tidak memiliki 2 jenis spek SAE 10W-40 dan SAE 15W-50. w disini artinya winter (musim dingin) 10W memiliki arti pelumas ini masih bisa digunakan di suhu dingin -20 s.d -25 deg C , sedangkan kode 15W memiliki arti pelumas tersebut bisa digunakan di suhu dingin -15 s.d -20 deg C. So tinggal tergantung kita gunakan motor di kondisi mana .  . . . kalau motor kita sering gunakan di dataran tinggi dieng ya butuh spek kode depan yang lebih kecil tentu, biar bisa bertahan di suhu paling dingin.

Gimana Tentang Kode yang mengikutinya? Masih dengan spek SAE 10W-40 dan SAE 15W-50 . . . angka SAE 40 dan SAE 50 di belakang angka w merupakan Kode yang menunjukan tingkat Viskositas/ kekentalan Pelumas pada kondisi suhu tinggi. Makin besar Nilai SAE maka nilai Viskositasnya akan semakin besar dalam artian Pelumas akan semakin kental. Coba cek tabel di atas, berdasrkan pengukuran Internal Shell Viskositas Advance Ultra SAE10W- 40 pada suhu tinggi 100 deg C adalah 15,8 mm2/sec seadangkan Advance Ultra SAE15W-50 pada suhu tinggi 100 deg C adalah 19,1 mm2/sec.

So yang mana Yang kudu kita pake yang kental atau Yang encer niih? Kadang para mekanik yang awam akan Oli , akan mengatakan Oli dengan SAE lebih besar akan membuat mesin lebih ‘adem’ dan Nggak Berisik . ..  Nahh menurut FLASH SERVICE pemilihan spek Pelumas bukan berdasarkan pengukuran hal hal yang subjektif seperti itu, akan tetapi menggunakan latar belakang jenis mesin motor kita. Setiap motor dibangun dengan celah celah antar komponen logam dalam mesin yang berbeda beda . . . dan membutuhkan jenis Oli dengan spek kekentalan yang berbeda pula.
Misalnya Bila biasanya motor kita menurut pabrikan harus menggunakan Oli dengan spek 20W-50 yang artinya cukup kental, atau dalam kata lain Oli yang menempel pada celah komponen cukup tebal. Jika Kita memaksakan menggunakan Oli dengan spek Yang lebih encer misalnya 10W-40 maka  pelumasan pada celah celah komponen akan lebih tipis dan bisa membuat suara mesin menjadi kasar, cmiiw. Nah begitu pula sebaliknya, Jika motor seperti Ninja 250R yang teknologi manufaktur mesinnya dibuat dengan presisi tinggi, membuat celah antara mesin menjadi sangat minim.
Nah apa jadinya jika celah komponen yang minim ini diberikan Pelumas yang memiliki spek lebih kental? yup dapat ditebak, pelumas tidak bisa secara efektif melumasi setiap celah . . . gimana akhirnya jika ada celah celah komponen mesin yang tidak terlumasi ?? . . . Gaswaaaat bro, Komponen logam akan bergesekan satu dengan yang lain  dan akan memimblkan keausan komponen serta suhu yang tinggi yang juga akan segera merember ke kerusakan mesin yang lebih besar lainnya . . . so jangan main main dengan spek Oli bro, Apapun merknya, Gunakan yang speknya sesuai dengan rekomendasi pabrikan, semoga Berguna
Kalo Gue Sih Pake : CELL HELIX HX 7 ( sae 10-40W)  BUAT Jupiter Mx Cw. 2010....Kesayangan Gue......




Rasanya Enak......Bin mantep Coy.....Buat Harian....Sama Meski gak Pake Yamalube Kaya yang direkomendasikan Yamaha Dengan Yamalube Racingnya   : ( sae 10-40W), Tapi Soal Daya Tahan Oli Beda sob....Yang Maklum Harganya Juga 2x Lebih mahal...Ya ada kualitas Lebih dah....Asal Sae yang sama Ya sob ( sesuai rekomendasi Pabrikan...   Yups  Soal Harga Kalian Bisa Cek langsung Ditoko langganan Agan Sekalian...

Perbedaan GSM, GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA/HSUPA, dan HSPA


Modem andalan
Pernah memakai modem GSM? Kalau pernah mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan yang namanya GSM, GPRS, EDGE, UMTS, HSDPA/HSUPA, dan HSPA?
Ya mereka itulah teknologi yang berkembang dalam jaringan GSM. Lalu tahukah anda mengenai perbedaannya?
Global System for Mobile Communication disingkat GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya telepon genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. GSM mampu menyalurkan komunikasi suara dan data berkecepatan rendah (9,6 – 14,4 kbps) lalu berkembang menjadi GPRS.
General Packet Radio Service atau disingkat GPRS adalah perkembangan dari teknologi GSM dengan kecepatan komunikasi data sampai 115kbps karena sistem GPRS dapat digunakan untuk transfer data (dalam bentuk paket data) yang berkaitan dengan e-mail, data gambar (MMS), Wireless Application Protocol (WAP), dan World Wide Web (WWW).
Selanjutnya adalah Enhanced Data rates for GSM Evolution atau disingkat EDGE. Sebelumnya pada GPRS menawarkan kecepatan data sebesar 115 kbps, dan secara teori dapat mencapai 160 kbps. Sedangkan pada EDGE kecepatan datanya sbesar 384 kbps, dan secara teori dapat mencapai 473,6 kbps. Secara umum kecepatan EDGE tiga kali lebih besar dari GPRS.
Universal Mobile Telecommunication System atau UMTS dan biasa disebut dengan Wideband Code-division Multiple Access atau WCDMA merupakan teknologi generasi ketiga (3G) untuk GSM. Teknologi ini tidak kompatibel dengan CDMA2000 atau sering disebut juga dengan CDMA saja. Kecepatan WCDMA bisa mencapai 384 kbps dan dimasa akan datang akan meningkat sampai mungkin sekitar 10Mbps. Teknologi ini menggunakan Wideband-AMR (Adaptive Multi-rate) untuk kodifikasi suara (voice codec) sehingga kualitas suara yang didapat menjadi lebih baik dari generasi sebelumnya.
High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) atau High Speed Upload Packet Access (HSUPA), sebenarnya kedua teknologi ini berbeda tetapi kedua teknologi ini selalu satu paket, artinya di mana ada HSDPA di situ ada HSUPA. HSDPA merupakan standar HSPA dengan kemampuan dari sisi kecepatan transfer downlink-nya (dari jaringan ke handset), dimana HSDPA dapat mencapai kecepatan downlink 7.2 Mbps dan secara teori dapat ditinggkatkan sampai kecepatan 14.4 Mbps dengan maksimum uplink 384 kbps. HSDPA selain dapat digunakan oleh handphone tetapi dapat pula digunakan oleh Notebook untuk mengakses data dengan kecepatan tinggi. Sedangkan HSUPA merupakan standar HSPA dengan kemampuan dari sisi kecepatan transfer uplinknya (dari handset ke jaringan), dimana HSUPA dapat mencapai kecepatan uplink secara teori sampai kecepatan 5.76 Mbps, tetapi HSUPA ini tidak implentasikan (dikomersialkan) dan handsetnya tidak dibuat.
Lalu yang terakhir adalah High Speed Packet Access (HSPA) adalah penyatuan dari HSDPA dan HSUPA.
Untuk urusan kecepatan, HSDPA memliki kecepatan yang lebih ketimban EDGE dan GPRS. Hanya saja tidak semua wilayah di Indonesia terjangkau oleh HSDPA.